Kasih makan monyet-monyet di Alas Kedaton legal selama dalam pengawasan petugas

September 2020 – Jujur seneng banget selama new normal ini akhirnya sudah bisa ngebolang lagi meskipun masih di sekitaran pulau. Kali ini gue dapat kesempatan untuk mengunjungi salah satu Monkey Forest yang ada di daerah Tabanan, Bali. Kalau dari Denpasar sekitar 35 km, jadi kurang lebih berkendara sekitar 40 menitan. 

Awalnya gue kurang minat sih ketika diajakin sama tim Bali Prawara untuk ke lokasi. Karena gue pikir namanya Monkey Forest ya gitu-gitu aja pasti sama ama yang di Sangeh dan Ubud. Tapi ternyata masuknya gratis dan ada wahananya juga. Jadi selain bisa bercengkrama dengan teman-teman kita yang imut dan cerdas yang juga kadang usil, akhirnya bisa menghabiskan akhir pekan di Alas Kedaton, Tabanan, Bali dengan beberapa permainan yang sedikit adu nyali.

Jadi, luas area di Alas Kedaton ini secara keseluruhan adalah 12 hektar. 6 hektarnya itu adalah hutan lindung, sedangkan 6 hektar sisanya terdiri dari sebuah pura, jalur trekking yang bisa buat jogging, bersepeda, maupun hanya sekedar jalan santai bersama keluarga. Selain itu terdapat juga 202 warung makanan dan toko souvenir. Namun, sayangnya kesemua toko dan warung itu saat ini belum ada yang beroperasi. Kalau dihitung sudah sekitar 6 bulan mereka belum bisa berjualan kembali, karena memang kondisi pandemi ini. Cukup sedih ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan dapat info dari petugas Alas Kedaton, mereka yang biasanya berjualan di toko dan warung-warung itu saat ini bekerja sebagai buruh tani, buruh bangunan, dll demi untuk melangsungkan perekonomian keluarga. Semoga semuanya segera pulih, amin!

Kebetulan juga selama di Alas Kedaton, gue dan tim Bali Prawara berkesempatan untuk bertemu dan ngobrol langsung dengan Perbekel Desa Kukuh yaitu Bapak I Made Sugianto. Beliau menginformasikan bahwa, wahana yang baru saja diluncurkan untuk umum pada awal Agustus lalu itu antara lain; Flying Fox dengan ketinggian 3 meter dan panjang 70 meter. Dengan ketinggian dan panjang yang tidak terlalu ektrim tersebut beliau berharap dapat digunakan oleh keluarga, baik dari anak-anak sampai orang tua. Sedangkan wahana yang kedua adalah sky/ air bike. Wahana yang ketiga dan yang paling banyak menjadi favorit pengunjung adalah ayunan tradisional Bali. “Di tahun 90-an, Alas Kedaton ini terkenal dengan ayunan tradisional nya, karena hal tersebut kami berinisiatif untuk membangun kembali ayunan yang sama persis ketika di tahun 90-an sehingga bisa memberikan memori tersendiri bagi para pengunjung. Untuk mencoba ketiga wahana tersebut, para pengunjung tidak perlu khawatir merogoh kantung sampai dalam, karena kami hanya memasang harga Rp 20.000 per orang. Harga yang cukup terjangkau bagi para warga yang ingin berekreasi di tengah pandemi.” Ucap Bapak I Made Sugianto, Perbekel Desa Kukuh, Tabanan, Bali.

Ini gue sama Pak Sugianto selaku Perbekel Desa Kukuh, Tabanan Bali


Di lokasi syuting ternyata ketemu dengan Youtuber dari Pelangi Bali (3 orang di kanan)


Si Bapak Sugianto ini ternyata aktif juga lho sebagai seorang Youtuber. Channelnya di Satua Bali Channel

Selain wahana tersebut, kalian juga bisa melihat secara langsung kalong raksasa. Meskipun binatang malam ini termasuk liar, namun di kawasan Alas Kedaton ini sudah cukup jinak bahkan para pengunjung juga dapat berinteraksi secara langsung dengan kalong-kalong tersebut namun dengan arahan dari petugas.

Ini temen baru gue, namanya Miki si Kalong hehehe


Meskipun kegiatan luar ruang, namun Monkey Forest yang berlokasi di Tabanan, Bali ini tetap menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjungnya. Mereka menyediakan wastafel yang hands-free dan mudah ditemukan di beberapa titik.

Perlu diketahui, bahwa kera-kera di sini tidak seagresif di tempat lain. Mereka tidak akan dengan mudah merampas barang-barang bawaan pengunjung, namun demi kenyamanan dan keamanan, maka pastikan kalian tetap menjaga barang bawaan dengan sangat hati-hati, ya.

Ini sebenernya sempet gue video-in pas dia nyalain air kerannya, tapi ternyata ga kepencet tombol rekamnya :D


Di era tatanan baru ini, area yang dihuni oleh sekitar 1.400 kera ini dibuka untuk umum khusus di akhir pekan dan libur nasional saja. Jadi, buat yang ada di Bali, pastikan akhir pekan ini dapat berkunjung bersama keluarga tercinta, sedangkan kalian yang di luar Bali dan akan segera berkunjung ke Pulau Dewata ini, jangan sampai ga dimasukkan ke daftar kunjungan ya!


Untuk lebih detailnya sila tonton video gue di youtube ini ya. Jangan lupa subscribe buat yang belum. Kalo yang sudah subscribe, terima kasih banyaaaaak! :)

Kemanapun lo melangkah, please, jangan ninggalin sampah!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kirain monkey forest cuma ada di Ubud, ternyata ada juga di Tabanan ya. Sip sip, thanks infonya. Kayaknya seru sepeda udara itu. Mau coba ah wiken ini.