Januari 2024-Well sebenernya blog gue udah 2 tahunan gue anggurin hehe karena fokus bikin video alias YouTube. Well, ya, sekarang coba gue fokus di keduanya biar hobi nulis gue ga ilang hehe.

Ok, gue awalin dengan pendakian di masa pandemi aja ya. Tepatnya waktu itu Juni 2022, dan di mana masih banyak tempat wisata yang belum dibuka karena memang masih zaman covid-19. Tapi gue udah ga betah untuk ga kemana-mana setelah setahun lebih ga bisa atau tepatnya ga boleh kemana-mana karena memang keadaan yang ga memungkinkan. Akhirnya gue janjian ama Abang gue untuk mendaki ke gunung tertinggi di Jawa Timur, tapi ternyata selain proses izinnya yang harus dilakukan secara online yang waktu itu coba gue mau daftar tapi ternyata belum juga dibuka, akhirnya abang gue ngajakin ke gunung tertinggi kedua, yaitu Gunung Arjuna. 


Gue berangkat dari Bali nyetir menuju ke Singosari, Malang, Jawa Timur. Dari Denpasar gue start nyetir jam 5 pagi menuju ke Pelabuhan Gilimanuk, dan sampai di sana sekitar jam 8.30 an. Oh, ya, untuk Tiket ferri sekarang juga pembeliannya online ya, ini tautanya https://www.ferizy.com


Dan sesampainya di Singosari, Malang, Jawa Timur gue istirahat sehari, tepatnya waktu itu Hari Senin, dan Selasa malam kita mulai mendaki. Dări awal gue udah dipesenin ama Abang untuk siapin fisik. Iya, karena emang medannya luar biasa nanjak dan curam, meskipun gue udah terbiasa renang tapi Abang gue bilang, coba latihan kaki dulu, lari kek, jalan kek, tapi yang ada tanjakannya minimal 2 km setiap hari. Dan karena emang abang gue expert di beberapa bidang olahraga seperti renang, lari, dan sepeda, plus mendaki, ya gue ikutin arahannya. Akhirnya, 10 hari sebelum pendakian gue sempetin naik turun tangga dengan tempo sedikit lari selama 30 menit setiap harinya. Alhasil, 3 hari pertama, kaki kiri gue keseleo dan pegel ga keruan ini paha dan betis hahaha, ternyata latihan di air meskipun rajin paling ga 3.000 meter setiap minggunya tapi masih kurang. Meskipun pincang-pincang ke kantor, tapi setiap pulang kerja tetep semangat untuk latih kaki demi mencapai puncak Gunung tertinggi kedua di Jawa Timur. And Thank God, setelah Hari ke-4 rasa capek dan keselo sudah hilang jadi semakin semangat untuk latih kaki terus sampe Hari H.   


Dari Singosari, Jawa Timur, kami naik motor sampe di Kebun Teh, Wonosari, dan termasuk start poin kami yang kami mulai dări jam jam 20:15. Di sini ga ada tempat parkir inap kendaraan ya, jadi diantar sama abang gojek untuk sampai di tempat tersebut. 


Di jalur awal pendakian ini aja udah nanjaknya berasa, ditambah malam pun, jadi otomatis senter kepala langsung dipasang. Dan, jujur, gue sebagai cewek jalan kaki cukup cepas dibanding ama temen-temen cewek gue yang lain, nah pas mendaki sama abang gue plus satu temennya, jadi kami bertiga, gue, Abang dan temennya Abang cowok. Mereka ini udah biasa triatlon, nah gue jalan sama mereka banyakan mereka yang nungguin gue haha. Makasih abang dan temennya! 


Selain jalur yang cukup curam denngan ketinggian dan struktur macam anak tangga yang non stop, alang-alang tinggi, plus banyak pohon-pohon gede yang tumbang, jadi pastiin kalian pakę celana dan lengan panjang selama pendakian. Oh, ya, yang pasti kondisi badan juga harus fit ya! 


Ada 4 pos yang harus dilalui sebelum sampai di puncak. Dan sekitar jam 02:04 dini hari kami sudah di pos 4 yang dikenal dengan Gombes dan suhu di sana waktu itu 6˚celcius, hehe kebyang dinginnya kek mana ya?! Berarti total pendakian selama 6 jam non stop. Dan di pos ini kami memutuskan untuk istirahat sejenak dengan menyalakan api unggun sekalian menghangatkan diri dan memakan bekal yang kami bawa, tentunya bukan makanan utama, melainkan makanan yang dapat menambah energi seperti coklat dan selai kacang. 


Setelah merasa hangat dan energi terisi, kami lanjutkan perjalanan sampai di leher Gunung Arjuno. Dan Abang info kalo sedikit lagi udah nyampe puncak, tapi waktu itu masih jam 4 an subuh, sedangkan untuk menuju ke puncak hanya dibutuhkan setengah jam aja, dari pada nyampe atas ga bisa berlindung dari kencangnya angin, jadi Abang gue info kalo kami mending istirahat di leher Gunung Arjuno. Lumayan bisa selonjoran meskipun kedinginan haha


Dari tempat kami istirahat, guratan Matahari terbit sudan mulai terlihat dan sangat cantik sekali. Ditambah dengan siluet Gunung Semeru yang terlihat sangat gagah sekali. Jadi alhasil kami mengesampingkan rasa dingin yang luar biasa dengan mendokumentasikan keindahan alam tersebut. 


Jam 5 kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke puncak, dan jalurnya semakin ngadi-ngadi, karena semakin curam dengan ketinggian sekitar 90˚. Tapi dikelilingi dengan pohon-pohon bunga edelweiss di kanan kiri plus sunrise dan lautan awan putih yang luar biasa! Dan tepat jam 5.32 kami sampai di puncak Gunung tertinggi kedua di Jawa Timur tersebut. Di sana hanya kami bertiga, iya sama sekali hanya kami bertiga, ga ada pendaki yang lain. Total pendakian kami sampai di puncak adalah 8 jam 54 menit dan itu tanpa kemping ya. 


Sampai di puncak, kami langsung foto-foto dan sarapan. Nah! Ini yang epik, Abang gue bawa krengsengan kambing (Ampun sarapan kambing lho abang gue hahaha), gue simpel aja, bawa croissant yan gue kasih sosis, sedangkan temen Abang bawa apa coba? Dia bawa bakso gaes! Hahaha dan biar berasa hangat dia ga lupa bawa kompor biar bakso Malang nya bisa dinikmati dengan pemandangan yang tiada duanya. Wah! Totalitas banget mereka ini bawaannya hahaha


Setelah selesai sarapan, abang dan temennya langsung bersihin bebatuan di puncak yang banyak coreatannya, jadi si Abang gue ini sengaja banget bawa paint remover untuk ngilangin coreat itu gaes, iya karena abang gue udah berapa kali muncak ke sini jadi dia tau apa yang harus dibawa dan digunakan ketika sampai dipuncak. Plis ya para pendaki yang ngakunya pencinta alam, kalo emang kalian benerfan cinta alam sih harusnya ga corat coret ya. Dan selagi abang dan temennya coba bersihin cerotan di bebatuan, gue seperti biasa mungutin sampah-sampah plastik. Jadi yang kami temukan di sana selain sampah botol minuman plastik, bunkes mi instan, bunkes permen, dan juga puntung rokok! Damn! Lagi-lagi, kalian para perokok and pendaki yang lainnya, plis ya sadar sama sampah kalian, plis bawa turun lagi sampah kalian! Coba kalo kalian sadar dengan sampah masing-masing dan ga corat coret, pasti cantiknya puncak Gunung Arjuno ga ternodai. 


Well, di puncak Gunung Arjuno ini pemandangannya superb, gaes! Selain lautan awan putih yang memukau, di sisi utara ada Gunung Welirang, Gunung Penanggungan, dan juga Gunung Ringgit. Di sisi timur pas dengan terbitnya matahari terlihat dengan gagah Gunung tertinggi di Jawa Timur yaitu Semeru. 


Setelah puas istirahat, bersih-bersih dan mungutin sampah, akhirnya kami memutuskan untuk kembali turun yang kami mulai dări jam 8 pagi. Cukup perjuangan ketika kami turun, soalnya angin bener-bener seperti badai, kenceng banget! Ditambah kami bawa sampah plus Sepatu gue rusak alias jebol hahaha karena gue waktu tu pake Sepatu mall bukan untuk mendaki, alhasi juga jempol kaki gue yan gkiri langsung cantengan dan susah payah gue turun gunung. Sampe segala cara dan teknik turun gunung udah gue lakuin tapi masih aja kesakitan gue, bahkan sampe abang gue nyaranin gue untuk jalan mundur, sedangkan Abang gue ngulurin ranting pohon yang bisa gue dan Abang gue pegang. Lenayang kan, gue jalan mundur, abang gue di depan gue megangin ranting pohon yang gue pegang biar gue ga jatuh. Duh! Sabar banget Abang gue, plus temennya yang juga sama sekali ga ngeluh karena lambatnya kami turun gara-gara gue. Maafken gue Bang dan temennya! Sekarang gue udah beli sepatu yang proper untuk mendaki kok, jadi lebih siap untuk mendaki lagi di berikutnya :D


Jalur turun yang kami tempuh beda dengan jaur naik, yaitu melalui jalur pertapaan atau Jalur Gajah Mada yang lewatin Goa Sakri, Taman Kencono, Alang-Alang, dan Bukit Ratan, Candi Teleh, Desa Bon Toro atau Peternakan ayam Wonokoyo, dan berakhir di desa Bontoro, Ngenep, Karangploso. 


Dan karena kaki gue sakit gegara salah pake sepatu, perjalanan kami turun itu sekitar hampir 10 jam yang seharusnya lebih cepet dibanding kita naik. Iya, prediksi sampe bawah itu sekitar jam 1 atau paling lambat jam 3 sore, malah sampe gelap dan gue diserbu nyamuk pun. Dan, ternyata abang gue hubungin abang gue yang satunya untuk jemput gue di kaki Gunung Arjuno yang biasa dipake jalur motorcros, yes, abang gue jemput pake motorcross gaes! OMG, what an angel he was! Dan sampe di peternakan ayam Wonokoyo, isti abang gue jemput pake motor biasa, oh lala, how blessed I am to be given such an angel family! Tentunya ga lepas dari abang gue yang mendaki ama gue, jadi ternyata dia nelpon abang gue yang satunya (Yang ga ikut mendaki) untuk jempput gue pake motorcross yang pinjem ama tetangga, ya ampun! Bener-bener gue ga nyangka kalo tenryata gue punya tetangga yang punya motorcross dan abang gue yang jago bawa itu motor. Makasih abang-abang gue yang sayang ama Adeknya ini! :D Unfortunately, karena gue udah kesakitan yang berasa kayak mau putus jempol kaki kiri gue, jadi ga kepikiran untuk dokumentasiin kesengasaraan gue turun dari Gunung Arjuno. :D


Oh, ya, untuk perizinanan pendakian gunung-gunung di Jawa sekarang harus melalui online ya. Termasuk Gunung Arjuno ini juga harusnya ada izin, dan gue yakin karena masih termasuk pandemi waktu itu pasti kali resmi ga dapat izin, dan karena abang gue udah gape ama jalurnya, so, berangcut kita hehe. Love you full, Bang!


Detailnya bisa Siligita di YouTube yang udah gue unggah di atas ya. Selamat menonton! :)

0 komentar: